Langsung ke konten utama

Obrolan di Tanah yang Tinggi




Gunung Cikuray terlihat gagah seolah menopang langit biru. Suhu dingin membentengi kulit bumi dari teriknya sinar matahari. Oleh karena itulah kami dapat berbincang-bincang di tengah Alun-Alun Cikajang meskipun memasuki tengah hari. 

Sebagian besar mereka datang dari daerah yang jauh. Semua dilakukan demi menjaga silaturahim antar manusia yang memiliki kesamaan hobi dan cita-cita. Akan tetapi, mereka semua merasa asing dengan kehadiranku. Ya, meski pada pertengahan perbincangan aku merasa tak sedikit kata-kataku dihargai. 

Waktu makan siang memanggil. Kami membeli makanan dari pedagang kaki lima sekitar dan mengambil tempat duduk di taman. Seorang wanita dari komunitas yang sama menghampiriku dan duduk di depan mata. 

"Oh ya, maaf. Boleh aku bertanya apa yang terjadi pada dirimu?" tanya wanita itu. 

"Boleh. Apa yang kamu ingin tanyakan?"

"Kenapa kamu jarang sekali mengobrol di WA? 

Aku menjawabnya tak hanya dengan senyuman

"Maafkan aku Elena. Aku lebih suka bercengkrama langsung secara berhadapan. Bagiku, teknologi bukanlah penentu dekatnya seseorang dengan individu lainnya. Melainkan tiga hal yang diciptakan oleh Tuhan. Hati yang bersih, jiwa yang kuat dan akal yang sehat."

Entah mengapa jantungku bertambah degup. Lalu seketika dia menjawab.

"Hilih calon bucin" 

TAMAT 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Impianku untuk Masa Depan Bandung (Chapter 1)

Setelah Rasulullah menginjakkan kakinya di Madinah, bangunan pertama yang dibangun umat Islam adalah masjid. Bukan istana. ----- Sebagai seorang muslim, saya ingat seperti yang dikatakan mamah. Sedari kecil saya selalu menghitung ada berapa masjid yang dilewati. Hal itu sering dilakukan saat melakukan perjalanan jauh.  Menurut situs sistem informasi masjid (SIMAS), jumlah masjid di Kota Bandung saja tercatat sebanyak 2256 buah! Sangat menggambarkan bahwa masyarakat kota ini bermayoritas pemeluk Islam yang taat.  Namun, sepanjang menempuh perjalanan hidup di Kota Bandung, saya merasa jarang melihat masjid yang berada di pinggir jalan besar. Khususnya di pusat kota. Kebanyakan berada di dalam gang sempit. Sangat sulit menemukan parkir motor apalagi mobil. Hal ini membuat sebagian muslim terutama supir taksi atau ojol semakin terhalang untuk shalat berjamaah tepat waktu. Akan tetapi, tidak jarang terdapat bangunan yang kosong atau tidak terpakai di pinggir...

Ngopi cuma 10k di Kedai Kopi Mewah di Bandung

... itulah yang membuat  stang  sepeda saya seolah dikendalikan  poltergeist  dan berhenti di tempat ini... ----- Sebagai pecinta kopi, tentu berseliweran pula berbagai postingan tentang apa yang dicintai di Instagram miliknya. Mulai dari iklan hingga seni fotografi lainnya. Tapi saya menemukan sebuah iklan yang cukup menarik. Beberapa kedai kopi di Bandung bekerja sama membuat program PANG ! Alias pagi ngopi, mulai jam tujuh sampai sepuluh pagi.  Maklum saja kebiasaan orang Indonesia memang kurang mengenal ngopi di tempat umum saat pagi hari. Maka mereka menyebarkan iklan program itu di berbagai media sosial. Harga kopi yang rata-rata seharga dua puluh ribuan menjadi ceban di waktu spesial itu. Kopi yang didiskon adalah espresso base seperti americano, cappucino dan latte. Sayangnya kopi manual brew tetap pada harganya. Wajar saja kualitas biji kopi yang digunakan biasanya berjenis speciality. Tak terlalu jauh dari rumah saya terdapat s...

Secukil Pengalaman Tentang Ennichisai 2019 (Day 1)

Ah, sudah lama saya gak pijat-pijat keyboard laptop buat ngasih sajen buat blog. Oke langsung aja. Ennichisai adalah festival kebudayaan Jepang yang diadakan komunitas warga Jepang di Indonesia. Biasanya diadakan hanya dua hari dan hanya setahun sekali di kawasan Blok M, Jakarta. Sebelumnya saya sempat menghadiri event ini tahun kemarin sebagai yang pertama. Tapi, Ennichisai tahun ini menurut saya sangat jauh lebih meriah. Ah, maksudku lebih rame aja. Hehe. Terlebih lagi dengan kehadiran moda transportasi baru berupa MRT. Saya tidak seperti wibu lainnya yang mendatangi Ennichisai buat menikmati konser musik, foto bareng cosplay dan sebagainya. Kecuali cuma lewat doang. Karena yang diutamakan menginjakkan kaki di tempat ini adalah: Nyobain jenis makanan Jepang yang seumur hidup belum pernah masuk lambung. Cari brosur pendidikan/pekerjaan di Jepang. FILOSOFI KOPI Belanja pernak pernik perwibuan (tapi bukan ngeborong) Memandang sedikit bagaimana pergerakan wibu dan dal...