Gunung Cikuray terlihat gagah seolah menopang langit biru. Suhu dingin membentengi kulit bumi dari teriknya sinar matahari. Oleh karena itulah kami dapat berbincang-bincang di tengah Alun-Alun Cikajang meskipun memasuki tengah hari.
Sebagian besar mereka datang dari daerah yang jauh. Semua dilakukan demi menjaga silaturahim antar manusia yang memiliki kesamaan hobi dan cita-cita. Akan tetapi, mereka semua merasa asing dengan kehadiranku. Ya, meski pada pertengahan perbincangan aku merasa tak sedikit kata-kataku dihargai.
Waktu makan siang memanggil. Kami membeli makanan dari pedagang kaki lima sekitar dan mengambil tempat duduk di taman. Seorang wanita dari komunitas yang sama menghampiriku dan duduk di depan mata.
"Oh ya, maaf. Boleh aku bertanya apa yang terjadi pada dirimu?" tanya wanita itu.
"Boleh. Apa yang kamu ingin tanyakan?"
"Kenapa kamu jarang sekali mengobrol di WA?
Aku menjawabnya tak hanya dengan senyuman
"Maafkan aku Elena. Aku lebih suka bercengkrama langsung secara berhadapan. Bagiku, teknologi bukanlah penentu dekatnya seseorang dengan individu lainnya. Melainkan tiga hal yang diciptakan oleh Tuhan. Hati yang bersih, jiwa yang kuat dan akal yang sehat."
Entah mengapa jantungku bertambah degup. Lalu seketika dia menjawab.
"Hilih calon bucin"
TAMAT
Komentar
Posting Komentar