Langsung ke konten utama

Wahai Nieuw Alfian No Sekai! Kamu Kemana Aja?!!!1!



Tepat 19 tahun dengan tenggelamnya para "jurig kembar" hanya "karena" ditabrak layangan besi. Aku kini duduk sembari menyeruput mie herbal, sepaket dengan peristiwa 2 dekade yang penuh akan konspirasi. Mulai dari tikus yang selalu menghilang ketika masuk celah lemari, hingga puncaknya sebuah drama yang kini telah menjilat seluruh dunia dunia. "Kopit"

Ya, memang sebelum 'pandemi' ini, minat tulis menulis di blog ku entah mengapa memudar. Terutama di bidang fiksi yang pernah menjadi 'imam' dari genre literasiku. Kami lebih memilih untuk membuat konten berkeliling kedai kopi dan mempostingnya di Instagram. 

Maret pun tiba bersamaan dengan masuknya petaka itu ke seluruh dunia Sebuah 'penyakit' yang awalnya jadi bahan candaan menjadi cobaan. Milyaran ras Zannukhian, eh manusia kalang kabut. Ibarat wabah keputusasaan di Anime Danganronpa, semua orang menjadi tak normal dibuatnya. 

Ratusan juta orang kehilangan perkerjaannya. Angka perceraian hingga bunuh diri merajalela. Kriminalitas menjadi aktivitas sehari-hari. Jalanan, pasar, perkampungan ditutup dalam ketakutan. Bingung, depresi, hingga kegilaan jadi kebiasaan. Terpenjara dalam rumah bagi yang punya. Kecuali rumah ibadah yang malah dijadikan tempat menyeramkan melebihi kuburan dan kandang macan. Sehingga kemarin adalah Ramadhan tanpa masjid bagi kami. Termakan berbagai kabar si kopit membuat penderitanya kejang-kejang tiba-tiba di jalanan.

Bahkan saat menjadi "tahanan rumah"-pun. Aku hanya diam, termenung dan hanya dapat berserah diri kepadaNya. Tak ada ide satu tetespun untuk menulis di blog. Hingga membaca buku tak ada satupun aksara di tubuhnya yang masuk ke otak. Waktu terhenti dan hanya tanggalnya yang berubah. Sekalinya keluar rumah, baju yang baru dipakai harus dicuci lagi. Kalaupun hiburan, ya main game. 

Namun sebuah pencerahan dimulai saat Idul Fitri tiba. Kami bersama menuju masjid menunaikan shalat Ied meski harus berjarak. Beberapa waktu kemudian aku mulai mencoba merumuskan dari beberapa sumber pengalaman, bacaan, nalar, akal dan logika untuk peristiwa ini. Hasilnya: Yang lebih menyeramkan bukan penyakitnya, tapi manusia itu sendiri yang memanfaatkan virus itu!

Perlahan membuka diri untuk menghirup udara bebas seperti sediakala. Begitu pula dengan pandanganku terhadap peristiwa ini yang berubah 170 derajat. 10 derajatnya ku-sisakan hanya sekedar kepercayaan pada eksistensi virusnya. Aku kembali tiap hari tanpa keluar rumah. Ya, meski tindakan yang dilakukan "mereka" itu kini ku-sadari busuk. Bahkan keluargaku saja masih termakan propaganda "mereka" meski tak seburuk beberapa bulan sebelumnya.

Sudahlah kesampingkan itu dulu. Kita bahas kapan-kapan di artikel selanjutnya. Kembali ke judul yang menjadi pertanyaan. Memang faktor seperti tulisan di atas adalah salah satu penyebab "hilang"nya aku di blog ini. Tapi yang paling juara adalah: Kecanduan game dan nonton anime! Heuheuheu

(BERSAMBUNG)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Impianku untuk Masa Depan Bandung (Chapter 1)

Setelah Rasulullah menginjakkan kakinya di Madinah, bangunan pertama yang dibangun umat Islam adalah masjid. Bukan istana. ----- Sebagai seorang muslim, saya ingat seperti yang dikatakan mamah. Sedari kecil saya selalu menghitung ada berapa masjid yang dilewati. Hal itu sering dilakukan saat melakukan perjalanan jauh.  Menurut situs sistem informasi masjid (SIMAS), jumlah masjid di Kota Bandung saja tercatat sebanyak 2256 buah! Sangat menggambarkan bahwa masyarakat kota ini bermayoritas pemeluk Islam yang taat.  Namun, sepanjang menempuh perjalanan hidup di Kota Bandung, saya merasa jarang melihat masjid yang berada di pinggir jalan besar. Khususnya di pusat kota. Kebanyakan berada di dalam gang sempit. Sangat sulit menemukan parkir motor apalagi mobil. Hal ini membuat sebagian muslim terutama supir taksi atau ojol semakin terhalang untuk shalat berjamaah tepat waktu. Akan tetapi, tidak jarang terdapat bangunan yang kosong atau tidak terpakai di pinggir...

Ngopi cuma 10k di Kedai Kopi Mewah di Bandung

... itulah yang membuat  stang  sepeda saya seolah dikendalikan  poltergeist  dan berhenti di tempat ini... ----- Sebagai pecinta kopi, tentu berseliweran pula berbagai postingan tentang apa yang dicintai di Instagram miliknya. Mulai dari iklan hingga seni fotografi lainnya. Tapi saya menemukan sebuah iklan yang cukup menarik. Beberapa kedai kopi di Bandung bekerja sama membuat program PANG ! Alias pagi ngopi, mulai jam tujuh sampai sepuluh pagi.  Maklum saja kebiasaan orang Indonesia memang kurang mengenal ngopi di tempat umum saat pagi hari. Maka mereka menyebarkan iklan program itu di berbagai media sosial. Harga kopi yang rata-rata seharga dua puluh ribuan menjadi ceban di waktu spesial itu. Kopi yang didiskon adalah espresso base seperti americano, cappucino dan latte. Sayangnya kopi manual brew tetap pada harganya. Wajar saja kualitas biji kopi yang digunakan biasanya berjenis speciality. Tak terlalu jauh dari rumah saya terdapat s...

Secukil Pengalaman Tentang Ennichisai 2019 (Day 1)

Ah, sudah lama saya gak pijat-pijat keyboard laptop buat ngasih sajen buat blog. Oke langsung aja. Ennichisai adalah festival kebudayaan Jepang yang diadakan komunitas warga Jepang di Indonesia. Biasanya diadakan hanya dua hari dan hanya setahun sekali di kawasan Blok M, Jakarta. Sebelumnya saya sempat menghadiri event ini tahun kemarin sebagai yang pertama. Tapi, Ennichisai tahun ini menurut saya sangat jauh lebih meriah. Ah, maksudku lebih rame aja. Hehe. Terlebih lagi dengan kehadiran moda transportasi baru berupa MRT. Saya tidak seperti wibu lainnya yang mendatangi Ennichisai buat menikmati konser musik, foto bareng cosplay dan sebagainya. Kecuali cuma lewat doang. Karena yang diutamakan menginjakkan kaki di tempat ini adalah: Nyobain jenis makanan Jepang yang seumur hidup belum pernah masuk lambung. Cari brosur pendidikan/pekerjaan di Jepang. FILOSOFI KOPI Belanja pernak pernik perwibuan (tapi bukan ngeborong) Memandang sedikit bagaimana pergerakan wibu dan dal...