Waktu demi waktu terus menyeret raga dan atmanya.
Menyisakan sampah berupa kenangan indah yang tak dapat terulang lagi
Insan sekitar silih berganti kapan berbalik
Menikmati dan alami takdir tiap-tiapnya.
Dan aku terdampar dalam masa meragu
Kapan berakhir seiring kabar dunia makin memburuk
Duduk menonton sendiri sebagai daging buangan rahim ibu
Makhluk pilihan Tuhan dalam permainan-Nya mengujiku.
Rasa sakit dalam ruh buat mereka acungkan pedang
Mengambil harta orang lain dan nyawa tapi kau kembali buang
Tiada sadar segala laku dalam untaian benang
Para penguasa bermata satu bergerak dalang.
Komentar
Posting Komentar