Langsung ke konten utama

Ngopi cuma 10k di Kedai Kopi Mewah di Bandung

... itulah yang membuat stang sepeda saya seolah dikendalikan poltergeist dan berhenti di tempat ini...

-----




Sebagai pecinta kopi, tentu berseliweran pula berbagai postingan tentang apa yang dicintai di Instagram miliknya. Mulai dari iklan hingga seni fotografi lainnya.

Tapi saya menemukan sebuah iklan yang cukup menarik. Beberapa kedai kopi di Bandung bekerja sama membuat program PANG! Alias pagi ngopi, mulai jam tujuh sampai sepuluh pagi. Maklum saja kebiasaan orang Indonesia memang kurang mengenal ngopi di tempat umum saat pagi hari. Maka mereka menyebarkan iklan program itu di berbagai media sosial.




Harga kopi yang rata-rata seharga dua puluh ribuan menjadi ceban di waktu spesial itu. Kopi yang didiskon adalah espresso base seperti americano, cappucino dan latte. Sayangnya kopi manual brew tetap pada harganya. Wajar saja kualitas biji kopi yang digunakan biasanya berjenis speciality.

Tak terlalu jauh dari rumah saya terdapat sebuah kedai kopi mewah bergaya tempo doeloe. Mr. Guan Coffee and Books namanya. Kedai kopi ini berlokasi tidak terlalu jauh dari kawasan elit Buah Batu. Yakni di Jalan Tampomas.

Hampir saban hari saya bersepeda ke toko frozen food Rajawali untuk belanja barang dagang. Seperti biasa, setiap setelahnya saya mencari kedai kopi baru yang tidak jauh dari jalan pulang. Karena iklan dan berbagai pertimbangan itulah yang membuat stang sepeda saya seolah dikendalikan poltergeist dan berhenti di tempat ini. Hehe.

Saat memasuki ruangan, nuansa rumah Holland-Indische dan keramahan barista menyambut hangat pengunjungya. Begitu juga dengan program PANG!-nya yang menggambarkan isi dompet saya. 

Setelah memesan cappucino, saya menyempatkan diri berkeliling hampir seantero kedai kopi (ya iya-lah masa ke kantornya juga). Seluruh ruangan tak ada yang luput dari gaya tempo doeloe. Tak heran jika kedai kopi ini didatangi fotografer, bocah tukang selfie, kutu buku hingga anak nolep pecinta bangunan jadul seperti saya.





Mungkin bagi sebagian orang (penakut) pasti merasa suram jika diajak menikmati bangunan tua. Apalagi jika menjadikannya tempat tinggal. Tapi bagi saya, bangunan ini sepotong atom istana surga. Pengen banget punya rumah seperti ini. Apa daya, harga rumah mewah komplekan pun lebih receh faktanya!

Sesuai namanya, Mr. Guan Coffee and Books juga menyediakan perpustakaan mini. Bahkan kedai kopi ini juga mengusung tema tenis meja. Jika kita melihat akun Instagram-nya, kedai kopi ini didirikan untuk mengenang kehidupan Mr. Guan sebagai pecinta tenis meja, kopi dan buku. 


Siapakah Mr. Guan? Sayangnya saya terlalu terhipnotis akan arsitektur dan interior bangunannya. Bahkan sejarahnya pun terlewatkan. Sehingga lupa menggali informasi dari baristanya. Sedih memang.

Bagi teman-teman yang mau ngopi di Mr Guan Coffee and Books. Silakan mampir ke Jalan Tampomas Nomor 22. Setiap partikel imaji dan kenyataan menunggu Anda.

Kuy PANG!


Mr. Guan Coffee and Books

Jam buka: 07.00-22.00
Rating: 8,9/10

+: Nuansa kemewahan tempo doeloe. Memiliki perpustakaan mini dan taman yang luas. Harga terjangkau. Menu lengkap.

-: Waktu saya berkunjung, Wi-Fi sedang mati. Banyak nyamuk. 


Update!
TERKUAK! Siapa Sebenarnya Mr. Guan



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Impianku untuk Masa Depan Bandung (Chapter 1)

Setelah Rasulullah menginjakkan kakinya di Madinah, bangunan pertama yang dibangun umat Islam adalah masjid. Bukan istana. ----- Sebagai seorang muslim, saya ingat seperti yang dikatakan mamah. Sedari kecil saya selalu menghitung ada berapa masjid yang dilewati. Hal itu sering dilakukan saat melakukan perjalanan jauh.  Menurut situs sistem informasi masjid (SIMAS), jumlah masjid di Kota Bandung saja tercatat sebanyak 2256 buah! Sangat menggambarkan bahwa masyarakat kota ini bermayoritas pemeluk Islam yang taat.  Namun, sepanjang menempuh perjalanan hidup di Kota Bandung, saya merasa jarang melihat masjid yang berada di pinggir jalan besar. Khususnya di pusat kota. Kebanyakan berada di dalam gang sempit. Sangat sulit menemukan parkir motor apalagi mobil. Hal ini membuat sebagian muslim terutama supir taksi atau ojol semakin terhalang untuk shalat berjamaah tepat waktu. Akan tetapi, tidak jarang terdapat bangunan yang kosong atau tidak terpakai di pinggir...

Secukil Pengalaman Tentang Ennichisai 2019 (Day 1)

Ah, sudah lama saya gak pijat-pijat keyboard laptop buat ngasih sajen buat blog. Oke langsung aja. Ennichisai adalah festival kebudayaan Jepang yang diadakan komunitas warga Jepang di Indonesia. Biasanya diadakan hanya dua hari dan hanya setahun sekali di kawasan Blok M, Jakarta. Sebelumnya saya sempat menghadiri event ini tahun kemarin sebagai yang pertama. Tapi, Ennichisai tahun ini menurut saya sangat jauh lebih meriah. Ah, maksudku lebih rame aja. Hehe. Terlebih lagi dengan kehadiran moda transportasi baru berupa MRT. Saya tidak seperti wibu lainnya yang mendatangi Ennichisai buat menikmati konser musik, foto bareng cosplay dan sebagainya. Kecuali cuma lewat doang. Karena yang diutamakan menginjakkan kaki di tempat ini adalah: Nyobain jenis makanan Jepang yang seumur hidup belum pernah masuk lambung. Cari brosur pendidikan/pekerjaan di Jepang. FILOSOFI KOPI Belanja pernak pernik perwibuan (tapi bukan ngeborong) Memandang sedikit bagaimana pergerakan wibu dan dal...